Tak Boleh Abai terhadap Stroke
Salam Perspektif Baru,
Sebagai manusia, kita menginginkan anggota tubuh kita selalu sehat hingga masa tua. Namun, seringkali serangan suatu penyakit membuat salah satu anggota tubuh kita mengalami disabilitas. Salah satu penyakit tidak menular yang harus kita waspadai saat ini adalah stroke. Ini karena menurut World Health Organization (WHO), stroke merupakan penyebab disabilitas nomor satu di dunia, bahkan dilaporkan stroke menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia akibat penyakit tidak menular. Kalau di Indonesia katanya itu merupakan penyebab kematian nomor satu penyakit tidak menular. Mengingat besarnya bahaya dari penyakit stroke ini, pada hari ini kami mewawancarai dr. Salsabila Firdausia, Sp.N, yang bekerja di beberapa rumah sakit swasta di Jakarta.
Salsabila Firdausia mengatakan untuk mengetahui gejala Stroke adalah kalau di Kemenkes membuat singkatan SEGERA KE RS. Mungkin sudah banyak flyer atau spanduk-spanduk yang mencantumkan tulisan SEGERA KE RS. Ini ada kepanjangannya, yaitu SE, senyum tidak simetris. GE adalah gerakan anggota tubuh sebelahnya lemah. RA-nya adalah bicaranya pelo. Kemudian KE-nya adalah kebas se-sisi dan RS-nya adalah rabun mendadak dan sakit kepala hebat yang baru pertama kali dirasakan oleh penderita.
Menurut Salsabila, begitu ada keluhan seperti itu maka harus langsung dibawa ke rumah sakit karena stroke itu kondisi emergency yaitu kondisi yang harus segera dibawa ke IGD, dan harus mendapatkan tata laksana segera karena itu merupakan golden period. Jadi, kalau golden period bisa diatasi dengan baik, Insya Allah biasanya dia perbaikan. Berapa jam golden period itu? Ada yang mengatakan empat jam dan ada yang mengatakan enam jam. Kalau amannya itu di bawah empat jam.
Berikut wawancara Perspektif Baru yang dilakukan Hayat Mansur sebagai pewawancara dengan narasumber dr. Salsabila Firdausia, SpN.
Data yang kami dapat merujuk dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bahwa sekitar 80% masyarakat Indonesia belum mengenali gejala stroke. Padahal masyarakat yang mengetahui tanda dan gejala stroke ini bisa membuat penanganan stroke lebih cepat dan juga lebih membuka kesempatan untuk menyelamatkan jiwa.
Apa tanda-tanda atau gejala-gejala awal seseorang akan terkena serangan stroke? Benarkah informasi yang banyak di masyarakat bahwa kalau sering kesemutan itu merupakan tanda awal untuk seseorang terkena stroke?
Sebenarnya definisi stroke adalah itu serangan yang bisa ke otak, tulang belakang, mata, dan itu mendadak. Pertama, kuncinya harus mendadak. Kedua, serangan yaitu serangan yang mendadak. Ketiga, harus lebih dari 24 jam durasinya untuk bisa dibilang stroke. Tapi, saat itu kurang dari 24 jam, kita juga tidak boleh abai karena memang yang penting sudah ada serangan yang mendadak, itu sudah cepat mengarah ke arah stroke. Keempat, harus dari adanya kerusakan di pembuluh darah.
Apa gejalanya? Pertama, kalau di Kemenkes itu mereka membuat singkatan SEGERA KE RS. Mungkin sudah banyak flyer atau spanduk-spanduk yang mencantumkan tulisan SEGERA KE RS. Ini ada kepanjangannya, yaitu SE, senyum tidak simetris. GE adalah gerakan anggota tubuh sebelahnya lemah. RA-nya adalah bicaranya pelo. Kemudian KE-nya adalah kebas se-sisi dan RS-nya adalah rabun mendadak dan sakit kepala hebat yang baru pertama kali dirasakan oleh penderita.
Sebenarnya kalau kita rangkum head to toe dari gejala mendadak itu, pertama dari mata yaitu rabun mendadak. Pandangan double mendadak atau tidak bisa melihat, seperti melihat kaca mata kuda mendadak. Kemudian gangguan penciuman mendadak, gangguan pendengaran mendadak, mulut mencong, bicara pelo, ba’al (kebas atau mati rasa) sekitar mulut.
Sakit kepala hebat yang belum pernah dirasakan sebelumnya, pusing berputar mendadak disertai mual muntah, bisa juga disertai gangguan memori mendadak, gangguan bahasa mendadak, tiba-tiba tidak bisa bicara atau tiba-tiba tidak mengerti pembicaraan, dan bicaranya jadi ngelantur. Ada juga kelemahan sesisi, ba’al sesisi, kesemutan sesisi, atau yang khasnya biasanya lemah sebelah.
Sebenarnya banyak sekali gejala-gejala stroke yang orang-orang belum tahu, termasuk yang paling banyak sekarang adalah pada orang tua tiba-tiba tidak bisa bicara, atau lupa mendadak, tiba-tiba ngaco, atau kejang pun juga bisa.
Apakah sebelum gejala atau tanda-tanda awal itu ada tanda-tanda lainnya. Misalnya, seminggu sebelumnya atau tiga hari sebelumnya itu sering kesemutan atau misalnya sakit kepala terus dan sebagainya?
Mengenai itu sebenarnya tidak ada. Karena itu kita katakan mendadak. Kalau dia kesemutannya mendadak misalnya spesifik yang kesemutan sebelah atau kesemutan area mulut, bukan kesemutan ujung-ujung jari beberapa hari yang lalu ada dan kemudian hilang lalu muncul lagi, itu berarti stroke. Intinya, yang mendadak itu bisa dikatakan stroke.
Seperti kita ketahui semua bahwa pencegahan lebih baik daripada mengobati. Salah satu upaya pencegahan penyakit stroke ini tentu saja kita harus mengenali faktor-faktor risiko seseorang terkena stroke. Apa saja faktor risikonya tersebut?
Sebenarnya faktor risiko stroke itu ada dua. Pertama, yang bisa dimodifikasi dan yang kedua tidak bisa dimodifikasi. Artinya, ada faktor risiko yang sudah ada di kita. Jadi, kita harus mencegah dengan cara memperbaiki yang bisa dimodifikasi.
Apa saja yang tidak bisa dimodifikasi? Pertama, genetik artinya kalau ada orang tua, keluarga, sepupu, om, tante, paman, bibi, kakek, atau nenek yang ada riwayat stroke atau penyakit gula, darah tinggi, jantung, maka harus hati-hati karena kita sudah mempunyai bakat untuk kejadian stroke.
Apakah ini berarti keturunan?
Bukan keturunan tapi lebih berisiko.
Kemudian yang kedua adalah usia. Semakin bertambahnya usia tentunya metabolisme badan juga semakin jelek, tidak seperti waktu muda. Jadi, itu juga lebih berisiko. Ketiga, jenis kelamin. Kalau jenis kelamin, katanya laki-laki itu lebih banyak terkena daripada perempuan. Tapi semakin ke sini semakin bergeser, perempuan juga banyak terkena stroke. Jadi, hati-hati sekarang perempuan dan laki-laki hampir sama.
Kemudian yang keempat adalah RAS, ini penelitian di luar negeri bahwa RAS kulit hitam itu lebih berisiko dibandingkan RAS kulit putih. Kalau sudah ada empat bakat ini, maka harus hati-hati. Kita sudah benar-benar harus menjaga yang bisa kita modifikasi.
Apa saja faktor risiko yang bisa dimodifikasi? Pertama, darah tinggi karena ini paling banyak. Darah tinggi ini adalah silent killer. Kadang-kadang ada yang naik sedikit sudah sakit kepala, ada juga yang sudah tinggi tapi tidak berasa apa-apa. Jadi, kita harus waspada, artinya kita harus cek secara berkala.
Kalau bisa semakin bertambah usia itu per enam bulan sekali atau per tiga bulan sekali kita cek tekanan darah atau tensi. Kemudian medical check up per enam bulan atau per satu tahun sekali untuk mengetahui faktor risiko pada kita ada atau tidak yang bisa dimodifikasi. Kemudian ada gula juga, apalagi yang dengan riwayat keluarga dengan diabetes melitus atau gula itu juga harus lebih sering dicek.
Ketiga adalah rokok. Rokok itu merusak semua termasuk ke pembuluh darah. Yang keempat dislipidemia atau kolesterol tinggi, lemak yang tinggi. Kelima adalah obesitas atau kegemukan itu juga lebih berisiko.
Dari faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi tersebut, di masyarakat beredar mitos bahwa mengonsumsi garam bisa juga memicu terkena serangan stroke. Apakah itu benar?
Berapa banyak garam yang dikonsumsi? Sebenarnya tubuh kita itu memerlukan garam untuk kesadaran, untuk metabolisme sel, untuk kerjanya sel. Tapi yang porsinya kebanyakan atau yang sudah dalam bentuk Monosodium glutamate (MSG), yang sudah dalam bentuk kemasan atau yang berupa micin itu yang lebih bahaya sebenarnya.
Jadi, kalau dikatakan bahwa orang dengan darah tinggi itu tidak boleh makan garam, itu ada benarnya tapi juga ada salahnya. Benarnya adalah tidak boleh terlalu banyak dan salahnya adalah karena dia juga membutuhkan garam. Jadi, tidak benar bahwa orang dengan darah tinggi itu makannya harus hambar, boleh tetap memakai garam tapi dengan batas wajar.
Apa saja makanan yang baik kita konsumsi untuk mencegah serangan stroke yang mendadak?
Pertama, makanan yang tidak boleh adalah makanan yang tinggi lemak jenuh. Misalnya, daging merah atau produk-produk dairy seperti keju. Semua yang diolah goreng itu akan menjadi lemak jenuh atau lemak trans. Jadi, hati-hati karena penggorengan dua kali, tiga kali, itu lemak jenuhnya akan semakin tinggi.
Kemudian kuning telur juga mengandung kolesterol tinggi, lemak jenuh dan lemak trans. Kemudian yang mengandung kolesterol tinggi juga ada santan yang diolah, jeroan-jeroan, kulit, gajih, makanan-makanan laut seperti udang, cumi, kepiting, kerang yang kaya akan kolesterol itu tidak boleh.
Jadi, apa makanan yang baik untuk mencegah serangan stroke mendadak, dok?
Makanan yang baik adalah selain yang saya sebutkan tadi yaitu buah dan sayur itu baik.
Apakah semua buah dan sayur baik? Apakah sayuran hijau juga termasuk?
Betul, semua sayuran dan buah itu prinsipnya baik termasuk durian. Kadang-kadang durian dan alpukat itu dikatakan kolesterol tinggi, memang betul kalau dikonsumsi dalam jumlah banyak. Tapi kalau dalam jumlah sedikit, alpukat itu lemaknya bagus. Jadi, buah dan sayur itu sebenarnya aman. Kemudian ikan, daging putih seperti ayam itu semuanya tidak apa-apa, daging kambing pun tidak apa-apa karena tingkat kolesterolnya lebih rendah dibandingkan dengan daging merah atau daging sapi.
Apa yang harus kita lakukan ketika melihat seseorang terkena serangan stroke? Apakah informasi yang beredar di masyarakat melalui whatsapp, katanya, menusukkan ujung jari dengan jarum itu bisa membantu bagi orang yang terkena serangan stroke?
Itu mitos karena stroke itu sebenarnya yang terkena di otak. Stroke yang paling umum itu memang di kepala. Kalau kita tusuk jarum, secara logika saja tidak sampai ke otak karena jauh sekali.
Stroke itu ada dua yaitu bisa sumbatan dan bisa pendarahan tergantung nanti kita lihat dari hasil CT scan. Kalau berat bisa lebih mengarah ke pendarahan, tapi kalau ringan belum tentu. Jadi, kita tetap harus CT scan untuk mendiagnosis.
Kalau serangannya di otak, secara logika ketika ditusuk di jari maka itu tidak ada pengaruhnya. Yang ada kalau jarumnya berkuman atau berkarat itu bisa jadi infeksi dan menjadi penyakit. Apalagi kalau pasien gula, itu akan cepat sekali lukanya menyebar.
Kemudian apa yang harus kita lakukan? Pertama, begitu ada keluhan seperti itu langsung dibawa ke rumah sakit karena stroke itu kondisi emergency yaitu kondisi yang harus segera dibawa ke IGD dan harus mendapatkan tata laksana segera karena itu merupakan golden period. Jadi, kalau golden period bisa diatasi dengan baik, Insya Allah biasanya dia perbaikan.
Berapa jam golden period itu? Ada yang mengatakan empat jam dan ada yang mengatakan enam jam. Kalau amannya itu di bawah empat jam. Kalau bisa ke rumah sakit yang ada fasilitas CT scan nya agar mempermudah untuk diagnostik. Tapi kalau misalnya rumah sakit yang ada fasilitas CT scan nya jauh, tidak apa-apa ke rumah sakit yang terdekat lebih dulu.
Apakah harus rumah sakit yang ada dokter spesialis saraf atau dokter umum juga bisa mengatasi serangan stroke ini?
Biasaya yang ada fasilitas CT scannya, pasti ada dokter spesialis saraf karena memang harus standby di situ. Nanti di rumah sakit penanganan yang pertama pasti akan dilakukan stabilisasi dulu, dilihat bagaimana keadaan umum pasien, dicek dulu tensinya, nadinya, nafasnya, saturasinya bagus atau tidak. Kalau memang bagus dan aman baru dilakukan CT scan, baru dicek darah.
Kita nilai derajat strokenya, bila memang ada tempatnya untuk kita lakukan trombolisis yaitu pengencer darah disuntikkan ke dalam pembuluh darah itu akan lebih bagus hasilnya. Tapi dengan syarat yaitu gejala strokenya harus sedikit berat, ada hitung-hitungannya. Kemudian waktunya harus kurang dari empat atau enam jam, tidak ada penyulit, itu nanti aka nada checklist nya sendiri. Itu untuk stroke yang fase akut.
Apakah benar informasi bahwa sebelum dibawa ke rumah sakit katanya diberikan dulu obat pengencer darah sambil dibawa ke rumah sakit?
Jangan, obat pengencer darah itu memang harus atas indikasi karena kita tidak tahu dia stroke nya pendarahan atau sumbatan. Jadi, setelah CT scan baru kita tahu dia pendarahan atau sumbatan. Kalau sumbatan baru kita berikan. Kalau ternyata kasusnya pendarahan, kemudian kita berikan obat pengencer darah, maka darahnya akan makin encer dan makin banyak pendarahannya. Nanti menjadi semakin jelek klinisnya dan gejalanya menjadi semakin berat.
Apakah benar orang yang terkena stroke tidak akan bisa pulih lagi 100%, dan artinya dia akan mengalami disabilitas selama hidupnya?
Ada slogan time is brain yang berarti semakin cepat kita obati, maka semakin baik keluarannya. Istilahnya kalau sel otak itu tidak diberi makan dalam waktu enam menit, sebenarnya dia sudah mati. Tapi yang mati itu hanya sebagian dan sebagian yang lain itu masih hidup. Kalau semakin lama, maka semakin luas area yang mati. Jadi, kita mencegah itu terjadi. Semakin cepat datang, maka semakin cepat ditangani. Stroke nya tidak semakin luas dan kinerja yang rusak itu hanya sedikit, sehingga bisa kita lakukan rehabilitasi setelahnya.
Rehabilitasi itu untuk memperbaiki keluhan stroke yang terjadi. Tapi ada catatannya, keluhannya harus tidak berat. Kalau memang sampai penurunan kesadaran, lemah, anggota tubuhnya berat bahkan sampai ngeplek, tidak bisa diangkat sama sekali, maka itu gerak sedikit saja sudah termasuk perbaikan. Sebenarnya bisa sembuh asalkan cepat, rehabilitasinya juga bagus, dan pasiennya pun mau.