Patriot Energi untuk Daerah 4T
Salam Perspektif Baru,
Sebagai negara kepulauan, salah satu tantangan terbesar Indonesia adalah menyediakan akses energi ke pulau-pulau kecil, terutama di daerah yang disebut 4T yaitu Terluar, Terdepan, Tertinggal, dan daerah Transmigrasi. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya agar akses energi semaksimal mungkin dapat dijangkau oleh masyarakat yang berada di daerah 4T tadi, salah satu programnya adalah menghadirkan Patriot Energi. Hari ini kita bahas Patriot Energi dengan narasumber Praptono Adhi Sulistomo yang menjabat sebagai Koordinator Implementasi Pengembangan Aneka Energi Baru Terbarukan (EBT) di Kementerian ESDM.
Menurut Praptono Adhi, Patriot Energi ini secara umum ialah kita melakukan rekrutmen, yang secara mayoritas fresh graduate. Anak muda yang masih penuh energi diterjunkan ke berbagai wilayah di Indonesia dan rata-rata di daerah 4T, terutama bertugas melakukan profiling daerah-daerah yang dituju. Kemudian melakukan survei apa saja aset-aset pembangkit EBT yang dulu mungkin pernah dibangun oleh pemerintah, PLN, ataupun oleh negara donor sekiranya ada.
Tujuan akhirnya adalah desa yang didatangi oleh Patriot Energi ini diharapkan bisa teraliri listrik, walaupun belum tentu akan dibangun oleh rekan-rekan Patriot ini. Itu karena memang tujuan utama dari Patriot ini adalah survei potensi sekaligus pendampingan bagi desa-desa 4T tersebut. Pertama adalah survei potensi, kemudian pendampingan.
Jadi, pendampingan itu sangat diperlukan karena kita menyiapkan masyarakat setempat, jika nanti ada akses energi listrik ke sana bisa digunakan sebagai sarana yang produktif untuk meningkatkan kesejahteraan dan kegiatan ekonomi.
Berikut wawancara Perspektif Baru yang dilakukan Hayat Mansur sebagai pewawancara dengan narasumber Praptono Adhi Sulistomo.
Saya mengikuti pemberitaan di media massa bahwa saat ini masih ada banyak masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan akses energi, khususnya listrik. Padahal pemerintah berkewajiban memberikan akses energi kepada masyarakat. Sebagai upaya memberikan akses energi listrik, media massa melaporkan bahwa pemerintah mengirimkan Patriot Energi ke daerah-daerah 4T, yaitu Terluar, Terdepan, Tertinggal, dan daerah Transmigrasi. Siapa Patriot Energi ini dan bagaimana bentuk kerjanya?
Patriot Energi ini secara umum ialah kita melakukan rekrutmen, yang secara mayoritas fresh graduate, ada juga yang tidak fresh graduate. Tapi rata-rata adalah anak muda yang masih penuh energi. Ini sudah berjalan angkatan ke tiga. Angkatan ke satu pada 2015 dan yang kedua pada 2016. Jadi masa kerjanya adalah satu tahun. Kemudian ada jeda sehingga tidak dilaksanakan, dan kita mulai lagi pada 2021.
Masa rekrutmennya pada Juni 2021, kemudian diadakan pembekalan dan diterjunkan ke lapangan mulai November 2021. Untuk Angkatan ke tiga ini ada 98 Patriot Energi yang rata-rata terdiri dari anak-anak muda, diterjunkan ke berbagai wilayah di Indonesia dan rata-rata di daerah 4T, terutama bertugas melakukan profiling daerah-daerah yang dituju.
Jadi mereka yang pertama melakukan survei daerah-daerah yang sudah ditentukan bahwa daerah tersebut daerah yang termasuk 4T. Kemudian melakukan survei apa saja aset-aset pembangkit EBT yang dulu mungkin pernah dibangun oleh pemerintah, PLN, ataupun oleh negara donor sekiranya ada.
Saat ini mereka sudah tinggal di daerah tersebut, dari yang tadinya hanya survei dan berpindah-pindah, sekarang sudah tinggal. Kalau kita pernah membayangkan namanya program Kuliah Kerja Nyata (KKN), mungkin seperti itu analogi mudahnya. Bedanya adalah ini waktunya satu tahun.
Apakah ada jurusan khusus untuk generasi muda fresh graduate yang bisa ikut program tersebut?
Tidak ada, bebas saja.
Apa saja pembekalan yang mereka dapatkan?
Pembekalannya yang pertama tentu saja mengenai bagaimana dia bisa survive di daerah 4T tersebut secara fisik maupun mental. Pembekalan secara fisiknya mereka dilatih untuk bisa masuk ke daerah-daerah yang medannya sulit. Secara mental juga kami bekali karena dia harus hidup dengan lingkungan yang baru dalam kurun waktu yang lama.
Kemudian juga pembekalan kemampuan teknis karena dia akan melakukan survei potensi energi. Misalnya, di daerah itu ada sungai yang kira-kira cocok untuk dijadikan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) atau pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH), dia bisa melakukan survei-survei dasar yang tentunya juga didampingi oleh tenaga ahli. Kemudian juga dibekali dengan kemampuan sosialisasi ke masyarakat.
Apakah Patriot Energi ini mendapat gaji?
Tentu saja mendapat gaji. Selain gaji mereka juga mendapatkan semacam biaya untuk operasional.
Sudah berapa lama program ini berlangsung untuk yang angkatan ke tiga?
Kita mulainya pada awal November 2021. Jadi ini sudah hampir lima bulan berjalan.
Berapa orang yang ditempatkan di satu daerah atau satu desa dari 98 Patriot Energi ini?
Secara rata-rata di satu desa ada dua orang dari 13 provinsi dan 33 kabupaten yang ada, nanti ada list desa-desa. Kemudian dalam lingkup tertentu di beberapa desa ada koordinatornya yang akan mengkoordinasi beberapa desa, dan patriot-patriot yang ada di seputar daerah tersebut.
Jadi, saat ini dari 98 Patriot Energi itu ada di berapa desa secara total?
Secara total tersebar di 98 Desa.
Apa hasil yang sudah dicapai hingga saat ini oleh para Patriot Energi tersebut?
Saat ini yang sudah dihasilkan adalah inventarisasi aset energi baru terbarukan (EBT) yang dulu sudah pernah dibangun, baik itu PLTS, PLTMH, Lampu Tenaga Surya hemat Energi (PLTSHE), ataupun Alat Pengisi Daya Listrik (APDAL). Jadi, di daerah-daerah tersebut yang sudah disisir apakah ada pembangkit listrik aneka EBT yang sudah dibangun di sana dan bagaimana kondisinya.
Saat ini posisinya sedang tinggal. Jadi mereka sedang pendekatan atau membaur dengan masyarakat di daerah tersebut, melakukan profiling mengenai kebutuhan desanya seperti apa. Misalnya, masyarakatnya mempunyai keahlian apa. Mungkin menganyam ataupun potensi ekonomi lainnya yang bisa dikembangkan. Ini baru akan mulai juga menggali potensi energi terbarukan yang ada di sekitar daerah tersebut, mungkin ada sungai yang potensial untuk dijadikan PLTMH.
Berapa lama mereka akan tinggal di kampung atau desa tersebut?
Mungkin sampai berakhir masa penugasanya yaitu pada November 2022.
Ini berarti mereka tinggal di sana hampir satu tahun.
Iya, hampir satu tahun. Memang tiga bulan pertama berpindah-pindah dari 237 desa, kemudian sekarang menetap atau tinggal sampai akhir masa penugasan.
Dari laporan yang masuk dalam lima bulan pertama ini, apa potensi energi baru terbarukan yang paling banyak yang bisa dimanfaatkan di daerah-daerah yang belum teraliri listrik tersebut. Apakah surya, air, angin, atau yang lainnya?
Kebanyakan memang secara umum adalah surya dan air. Kalau angin tidak terlalu banyak karena memang sangat spesifik. Jadi, memang terbanyak adalah surya dan air untuk PLTMH.
Setiap hari masyarakat menghasilkan sampah dan semua negara termasuk Indonesia menghadapi problem dengan sampah. Apakah ada potensi dari masing-masing desa tersebut membuat energi terbarukan berupa Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)?
PLTSa bisa saja, hanya secara ekonomi belum diperhitungkan. Potensi tentu saja ada, tapi untuk bisa mencapai ke level PLTSa juga perlu volume tertentu, apakah ekonomis atau tidak, dan juga jenis sampahnya seperti apa.
Kalau menurut sepengetahuan kami dari hasil pengamatan, ini desanya tidak terlalu besar, sehingga sampahnya juga relatif tidak terlalu banyak. Jadi, belum ekonomis atau secara teknis belum cukup untuk dibuat PLTSa. Kalau bisa bandingkan, potensi yang lebih menjanjikan adalah PLTS dan PLTMH.
Apa tujuan akhir dari program Patriot Energi? Apakah tujuan akhirnya bahwa desa yang didatangi oleh Patriot Energi ini akan teraliri listrik?
Tentu saja itu tujuan akhirnya, walaupun belum tentu akan dibangun oleh rekan-rekan Patriot ini. Itu karena memang tujuan utama dari Patriot ini adalah survei potensi sekaligus pendampingan bagi desa-desa 4T tersebut. Pertama adalah survei potensi, kemudian pendampingan.
Jadi, pendampingan itu sangat diperlukan karena kita menyiapkan masyarakat setempat, jika nanti ada akses energi listrik ke sana bisa digunakan sebagai sarana yang produktif untuk meningkatkan kesejahteraan dan kegiatan ekonomi.
Selain itu juga mempersiapkan rekan-rekan kita di daerah, saudara-saudara kita di sana untuk mengenal semacam bisnis model. Misalnya pengelolaan PLTS, bagaimana agar sustainable, perawatan-perawatan dasar, bagaimana kita menentukan modelnya. Berapa iurannya per bulan yang kira-kira sesuai dengan kemampuan bayar masyarakat, kira-kira satu keluarga atau satu KK itu butuhnya berapa watt dengan kondisi setempat. Apakah kebutuhannya untuk penerangan, kegiatan sosial atau untuk sarana kesehatan. Itu bisa diperkirakan oleh Patriot ini.
Jadi, ke depan kita akan lebih lengkap data-data atau profile-profile daerah 4T tersebut. Misalnya, ada berapa KK, profile kebutuhan energinya seperti apa, dan kira-kira cocoknya seberapa, terutama bentuk model agar pemanfaatan energi terbarukan nanti lebih sustainable. Jadi, tidak dibangun kemudian dimanfaatkan dan rusak.
Mungkin pembaca kami ada yang tertarik dengan program Patriot Energi ini, dan mungkin membutuhkan tenaga mereka untuk mengetahui profiling potensi ini. Bagaimana jika ada yang ingin memanfaatkan tenaga Patriot Energi ini untuk bisa datang ke desanya?
Itu bisa menghubungi koordinator bagian Patriot Energi di Yayasan IBEKA. Nanti dari Yayasan IBEKA tersebut akan memberikan kontak ke lokasi yang dimaksud, siapa penanggung jawabnya. Kemudian nanti akan ditanya bagaimana bentuk yang ingin dimanfaatkan atau kerja sama seperti apa. Semua induknya ada di Yayasan IBEKA tersebut. Yayasan IBEKA ini adalah yang bekerja sama dengan Kementerian ESDM untuk program Patriot Energi.
Siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam program patriot energi ini selain dari Kementerian ESDM dan Yayasan IBEKA?
Secara umum Patriot Energi ini adalah kerja sama Yayasan IBEKA dengan Kementerian ESDM. Jadi, selebihnya itu adalah beberapa perusahaan yang menjadi sponsor bagi Patriot Energi ini. Mungkin dari sponsor-sponsor ini yang akan membangun infrastruktur di daerah tertentu. Sebagai contoh, salah satu perusahaan itu berencana membangun PLTS di salah satu desa di Kalimantan Timur. Seperti itu bentuk sponsorship-nya. Jadi, seperti itu bentuk kerja sama antara perusahaan-perusahaan yang akan kerja sama dengan Patriot Energi ini.
Apakah jika ada pemuda yang tertarik untuk ikut menjadi Patriot Energi ini bisa mendaftarkan keikutsertaannya ke Yayasan IBEKA, atau langsung ke Kementerian ESDM?
Untuk saat ini kita masih di batch ke tiga, dan sekarang posisinya sudah di lapangan. Jadi, kita masih dalam tahap pembicaraan untuk batch selanjutnya. Misalnya nanti akan di launching batch selanjutnya, pasti akan ada pengumumannya dari Yayasan IBEKA sebagai recruiter dan juga akan diumumkan syarat-syaratnya seperti apa.
Program ini bagus sekali dan sudah masuk program ketiga. Tapi kalau dari penjelasan Anda tadi bahwa gelombang pertama yaitu pada 2015, gelombang kedua pada 2016, dan sempat terhenti kemudian baru mulai lagi pada. Mengapa bisa sampai terhenti?
Itu dari kebijakan pimpinan karena mungkin ada hal-hal yang dirasa perlu diperbaiki dan disempurnakan atau misalnya lokasinya perlu difokuskan ke daerah mana. Misalnya, untuk batch ketiga ini kebanyakan di daerah Indonesia Timur. Tapi kalau untuk batch yang sebelumnya lebih tersebar lagi dari Sumatera sampai ke Papua. Kalau saat ini lebih banyak di daerah Kawasan Timur Indonesia, tapi ada juga yang di Kalimantan yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur.
Jadi, memang ini lebih kepada penyempurnaan bagaimana ini lebih tepat sasaran, bagaimana aspek-aspek kita untuk menghindari kawasan-kawasan yang berkonflik atau misalnya kawasan yang rawan. Kita berupaya agar patriot-patriot ini tetap bertugas dengan baik dan sehat sampai pulang. Kemudian selesai masa penugasan, kita juga harus me-review hal tersebut. Juga masalah koordinasi kami dengan ESDM, kira-kira wilayah mana yang pernah dibagi APDAL atau PLTSHE, nanti disisir di daerah-daerah tersebut. Memang di konsentrasinya saja lebih ke Indonesia Timur. Jadi, sebabnya memang hanya direview kebijakan saja.
Mengenai review program ini, apa hasil konkrit dari gelombang pertama dan gelombang kedua? Misalnya, jadi ada ratusan desa yang teraliri listrik energi terbarukan.
Dari gelombang pertama dan kedua ini lebih tersebar ke daerah Sumatera sampai ke Papua. Sedangkan yang sekarang lebih menyempit dari Kalimantan sampai Papua. Jadi, memang dari gelombang pertama dan kedua kita lebih mudah mendapatkan banyak profil desa-desa yang belum berlistrik dan kita bisa komunikasikan dengan PLN sebagai BUMN pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan.
Misalnya, daerah ini belum ada listriknya, kemudian dicari jaringan terdekatnya dimana dan masuk secara KKP tidak dengan PLN. Ini juga sangat bermanfaat informasi-informasi seperti ini bagi kami di Kementerian ESDM agar juga memberikan perluasan jaringan listrik kepada masyarakat. Dari informasi ini bisa ketahuan di sana mungkin ada berapa KK, mungkin ada juga potensi energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan, profil penduduknya seperti apa. Sekarang kita menyempit diarahkan lebih ke wilayah Timur di Indonesia yang mungkin memang lebih banyak lagi yang masih belum tersentuh. Jadi, kita konsentrasikan di sana.
Hasil konkritnya secara umum adalah data-data yang diperoleh oleh kami sebagai bahan pengambilan keputusan, dan juga desa-desa yang tadinya belum dialiri listrik sekarang menjadi sudah teraliri listrik oleh PLN ataupun oleh donor-donor lain. Mungkin ada yang masih belum masuk KKP, itu kita bisa masukkan ke program-program perluasan ketenagalistrikan yang lain seperti Dana Alokasi Khusus (DAK) yang waktu itu masih ada.