Mengatasi Gangguan Bipolar

Salam Perspektif Baru,

Dalam kehidupan sehari-hari mungkin Anda sering melihat orang terdekat baik itu sahabat maupun anggota keluarga sering mengalami perubahan emosi yang drastis. Misalnya tadi dia sangat gembira, kemudian tiba-tiba berubah menjadi sangat sedih. Dalam dunia medis atau kedokteran gejala tersebut disebut gejala gangguan bipolar. Jadi, hari ini kita bahas mengenai gangguan bipolar dengan dr. Andri Sp.KJ, FAPM.

Menurut dr. Andri, kalau kita berbicara tentang bipolar, artinya kita berbicara tentang perubahan dua kutub dari perasaan kita. Pertama, yaitu depresi, dia mengalami gejala-gejala mood rasa putus asa yang berlebihan sampai tidak mau melakukan aktivitas, dan mood-nya juga sedih. Kemudian di dalam suatu kondisi tiba-tiba dia bisa berubah menjadi maniak, dimana terjadi suatu grandiose yaitu rasa kebesaran yang mana dia bisa melakukan apapun, merasa diri penuh dengan energi. Jadi, kalau bipolar itu sebenarnya memang ada gejala depresi dan maniak.

Kondisi bipolar bisa dikendalikan dengan pengobatan. Jadi, sebenarnya perspektifnya melihatnya seperti kita mengobati gangguan kencing manis, diabetes, atau darah tinggi, dan hipertensi dimana orang itu tetap makan obat, mencegah jangan sampai terjadinya gejala-gejalanya lebih akut atau terjadi kondisi yang tiba-tiba, misalnya jadi maniak atau depresi tiba-tiba.

Paling penting adalah support system keluarga, terutama juga bagaimana keluarga bisa memahami apa penyakit ini. Kita selalu mengupayakan ada dukungan untuk pasien-pasien bipolar ini. Itu karena banyak diantara teman-teman, mungkin karena suasana perasaannya sering kali mood swing, dia merasa kadang-kadang diasingkan di dalam keluarga. Jadi, sering kali kita berupaya untuk menciptakan suasana dimana pasien itu ada, mendapat dukungan dari kita, dari keluarga, selain daripada pengobatan yang tentunya harus juga diperhatikan.

Berikut wawancara Perspektif Baru yang dilakukan Hayat Mansur sebagai pewawancara dengan narasumber dr. Andri Sp.KJ, FAPM.

Salah satu jenis gangguan kejiwaan pada manusia adalah bipolar. Di masyarakat ada pandangan bahwa gangguan bipolar hanya perubahan suasana hati yang setiap orang pasti memilikinya. Apakah pandangan tersebut benar?

Pandangan tersebut tidak sepenuhnya benar. Itu karena kalau kita berbicara tentang suatu keadaan gangguan kejiwaan, pastinya kondisinya lebih dari sekadar kebiasaan atau normal yang biasa kita kenal, seperti emosi sesaat atau kondisi yang berkaitan dengan hal-hal yang tadi dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Tetapi mungkin lebih dominan berkaitan dengan kondisi gejala gangguan yang mengganggu dalam kehidupan orang tersebut.

Jadi, kalau mood-nya naik turun, itu bukan hanya sekadar mood swing biasa, tetapi mood swing yang ekstrim. Misalnya pada bipolar, ketika dia sedang mengalami fase maniak luar biasa, maka kondisinya akan meningkat sampai tidak ingin tidur berhari-hari. Tapi kalau dia sedang depresi, maka dia bisa sampai ingin bunuh diri. Jadi, sangat ekstrim perubahan yang biasa terjadi pada gangguan bipolar.

 

Apa saja gejala khusus yang terjadi pada orang yang di-diagnosa mengalami bipolar?

Kalau kita berbicara tentang bipolar, artinya kita berbicara tentang perubahan dua kutub dari perasaan kita. Pertama, yaitu depresi, dia mengalami gejala-gejala mood rasa putus asa yang berlebihan sampai tidak mau melakukan aktivitas, hanya diam, tidur atau bahkan termenung dan mood-nya juga sedih.

Kemudian di dalam suatu kondisi tiba-tiba dia bisa berubah menjadi maniak, dimana terjadi suatu grandiose yaitu rasa kebesaran yang mana dia bisa melakukan apapun, merasa diri penuh dengan energi, tidak perlu tidur sampai berhari-hari, dan ini yang menyebabkan terjadinya gangguan.

Biasanya orang itu malah akan menjadi bertindak ceroboh, tidak masuk akal, bahkan ada beberapa kasus bisa menyebabkan dia berutang segala macam, pinjam-meminjam, atau menyebarkan uang yang banyak, menjadi boros luar biasa. Itu juga salah satu gejala yang sering terjadi pada kondisi bipolar pada fase maniak.

 

Siapa yang akan terkena gangguan bipolar ini? Apakah hanya orang dewasa dan remaja atau juga bisa menyerang pada anak-anak?

Selama ini kita mengenal kasus-kasus gangguan bipolar itu lebih dominan pada anak remaja dan dewasa muda lebih sering terjadi pada awalnya. Perkembangan ini biasanya kita lihat dari masa masa remaja akhir, biasanya itu mulai di usia 14-15 tahun mulai kelihatan ada gejala ke arah sana. Tetapi kemudian menjadi lebih matang, dalam artian sudah mulai kelihatan, pada usia 17-18 tahun. Itu benar-benar sudah mulai kelihatan sekali apa yang terjadi pada kondisi bipolar. Walaupun kita juga sering temukan pada orang yang lebih tua, yaitu usia di atas 40 tahun.

 

Apa perbedaan antara gangguan bipolar dengan depresi?

Jadi, kalau bipolar itu sebenarnya memang ada gejala depresi dan maniak. Kalau kita melihat pasien bipolar, mungkin pada saat datang ke dokter jiwa, gejala yang muncul adalah depresinya. Tapi kita harus bertanya pada pasien depresi yang datang ke dokter jiwa, apakah dia pernah mengalami fase maniak di masa dahulunya. Itu karena kalau dia ada riwayat maniak, maka diagnosisnya menjadi bipolar. Sedangkan kalau dia tidak ada riwayat maniak, mungkin bisa kita sebut sebagai depresi unipolar atau lebih disingkat sebagai kondisi depresi. Itu yang membedakannya.

 

Apakah ada gejala-gejala fisik yang terlihat pada orang yang bipolar?

Karena merupakan suatu kondisi gangguan kejiwaan, jadi kondisinya pada perasaan dan pikiran orang tersebut yang lebih dominan daripada gejala fisiknya.

 

Bagaimana pengobatan yang harus dilakukan kalau orang sudah terdiagnosa terkena gangguan bipolar?

Sebenarnya karena kita tahu bahwa masalah gangguan kejiwaan itu berkaitan dengan faktor biologi artinya ada kondisi genetik bawaan dari orang tersebut, faktor psikologi, dan faktor sosial. Untuk bipolar, biasanya kita menggunakan pengobatan karena memang pengobatan ini bertujuan untuk menstabilisasikan mood atau perasaan dari orang tersebut.

Kalau kondisi bipolar itu kita tidak bisa tidak menggunakan obat untuk membantu menstabilkan. Jadi, tidak bisa misalnya hanya meminta dia untuk berpikir positif, atau misalnya meminta dia untuk melakukan ritual-ritual spiritual atau keagamaan, itu tidak bisa. Mau tidak mau harus menggunakan obat karena kita bertujuan untuk menstabilkan dopamin sistem di otak orang yang mengalami bipolar ini.

Pengobatan yang penting berdasarkan literasi terakhir dan juga rujukan dari Eropa, memang kita menggunakan stabilizer. Jadi, berbeda dengan kalau kondisi depresi. Pada kondisi bipolar yang lebih dominan adalah penggunaan stabilisasi mood seperti litium, asam valproat, atau carbamazepine kadang-kadang pada kondisi-kondisi tertentu, atau golongan lamotrigin.

 

Tadi dikatakan bahwa salah satu pengobatan untuk ganguan bipolar adalah stabilisasi mood, maka di masyarakat ada berkembang mitos bahwa lingkungan yang menyenangkan itu akan membuat pengidap bipolar sembuh. Apakah mitos tersebut benar?

Sebenarnya mungkin kita sebut bukan mitos, tapi bagaimanapun orang yang mengalami bipolar selain daripada kita stabilisasi mood-nya dengan obat, tentunya juga perlu menciptakan lingkungan yang lebih mudah untuk dia beradaptasi.

Jadi, ada beberapa orang yang mungkin mengatakan bahwa orang bipolar ini emosinya tidak stabil, emosinya naik turun atau mood swing. Biasanya itu karena gampang terpicu oleh situasi atau kondisi lingkungan yang tidak nyaman untuk dia. Jadi, sebagai support group atau dalam hal ini adalah keluarga, saya harapkan bisa membantu dengan mengupayakan hal yang terbaik untuk pasien dengan pengobatan dan dukungan dari kita untuk menjadi lebih baik.

Itu karena yang membuat mood­-nya tidak stabil karena dia sering menghadapi masalah-masalah kehidupan. Mungkin untuk kita itu masalahnya tidak terlalu besar, tapi untuk dia jadi besar sekali. Ini yang kita perlu bantu dari sisi support keluarga dalam hal ini.

 

Ada juga mitos bawa orang atau seniman yang mengalami bipolar kalau itu dihilangkan maka sifat senimannya akan hilang. Apakah hal tersebut benar?

Memang pada dasarnya seperti yang saya sebut masalah dopamin di otak kita yang berkaitan dengan bipolar, terutama di daerah depan atau di jidat, itu memang dikaitkan dengan sumber berpikir logic, sumber dari kepintaran manusia, karena yang membedakan manusia dengan makhluk lain, dengan binatang dalam hal ini adalah otak kita.

Otak depan kita itu berkembang pesat, maka tidak heran bahwa banyak orang yang mengatakan kalau diobati, maka stabilisasi mood-nya dijalankan, kreativitasnya berkurang. Jadi, memang ada kondisi yang bisa kita lihat seperti demikian, walaupun menurut kita, dengan edukasi dan juga terapi kognitif, kita bisa mengupayakan dia tetap bisa perfrom, bisa menampilkan yang terbaik dari dirinya, tapi tidak terlalu sampai berlebihan, sampai naik sekali atau bahkan sampai episode maniak.

Apakah bipolar bisa disembuhkan, atau memang gangguan ini tetap akan ada selama orang tersebut hidup?

Kalau kita berbicara tentang gangguan bipolar, memang kita melihat bahwa kondisi ini bisa dikendalikan dengan pengobatan. Jadi, sebenarnya perspektifnya melihatnya seperti kita mengobati gangguan kencing manis, diabetes, atau darah tinggi, dan hipertensi dimana orang itu tetap makan obat, mencegah jangan sampai terjadinya gejala-gejalanya lebih akut atau terjadi kondisi yang tiba-tiba, misalnya jadi maniak atau depresi tiba-tiba.

Saya sering menyarankan pasien-pasien bipolar untuk tetap menggunakan obatnya, walaupun mungkin dosisnya bisa dicicil daripada yang sebelumnya sewaktu dia fase-fase awal sakitnya. Jadi dia lebih baik tetap dijaga pengobatannya.

Bagaimana peran keluarga dan orang terdekat agar upaya pengobatan ini bisa dikatakan berhasil, sehingga gangguan tersebut tidak sering muncul?

Memang paling penting adalah support system keluarga, terutama juga bagaimana keluarga bisa memahami apa penyakit ini. Jadi, saya berterima kasih bahwa Perspektif Baru mau mengangkat tema ini sebagai salah satu yang penting untuk diketahui. Itu karena walaupun edukasi sudah banyak di berbagai media, suka lupa ketika itu terjadi pada keluarga kita sendiri. Mereka tidak menyangka bahwa ternyata di keluarganya ada yang mengalami gangguan bipolar.

Kita selalu mengupayakan ada dukungan untuk pasien-pasien bipolar ini. Itu karena banyak diantara teman-teman, mungkin karena suasana perasaannya sering kali mood swing, dia merasa kadang-kadang diasingkan di dalam keluarga. Jadi, sering kali kita berupaya untuk menciptakan suasana dimana pasien itu ada, mendapat dukungan dari kita, dari keluarga, selain daripada pengobatan yang tentunya harus juga diperhatikan.

Bagaimana peran keluarga atau orang terdekat ini untuk upaya pencegahan mengenai bipolar ini? Apa yang bisa dilakukan untuk tidak terjadi gangguan bipolar?

Kalau kita berbicara pencegahan, ini memang sedikit sulit karena ini suatu kondisi yang memang bawaan atau genetic, seperti juga pada pasien Schizophrenia. Ada orang mengatakan mungkin itu adalah faktor stress karena ada lingkungan yang dominan. Kalau kita melihat seperti itu, sepertinya tidak pengaruh juga karena ada orang yang stressnya berat luar biasa, mereka hanya stress biasa, tidak mengalami gejala schizophrenia atau menjadi bipolar. Jadi, memang ada faktor bawaan biologic atau dari sifat genetic bawaan dari orang tersebut yang memicu terjadinya kondisi ini.

Yang bisa kita lakukan adalah kalau sudah terjadi, maka yang paling penting adalah menstabilkan situasi lingkungan dan support system-nya supaya lebih bagus agar dia tidak sering kambuh. Karena bipolar itu ada fase normalnya.

Jadi, ada tiga fase dalam bipolar yaitu ada maniaknya, ada depresi, dan ada fase normalnya. Di saat dia normal, maka dia akan biasa saja dan itu bisa terjadi. Itu yang kita harapkan dalam pengobatan, episode normalnya itu lebih panjang daripada episode depresi maupun episode maniaknya.

Berbicara mengenai upaya pencegahan agar tidak muncul gangguan bipolar, apakah ada makanan yang bisa memicu munculnya gangguan bipolar?

Yang kita harapkan tidak diminum atau dipergunakan adalah narkoba. Menariknya narkoba dan alkohol sering kali menjadi jalan keluar pada orang-orang di awal mereka mengalami gejala gangguan mood atau gangguan suasana perasaan seperti bipolar.

Jadi, mereka menggunakan narkoba dan alkohol seolah-olah untuk mengendalikan. Obat-obatan terlarang mereka beli sendiri, walaupun itu obat-obatan yang seharusnya ada resep dokter, mereka makan tanpa aturan. Itu sebenarnya tujuannya untuk memperbaiki moodnya dia. Apalagi alkohol, banyak sekali ditemukan pada pasien-pasien bipolar. Tapi sebenarnya ini tidak disarankan karena akan membuat lebih kacau kondisi yang berkaitan dengan bipolar ini.

Misalnya, alkohol dan ganja seolah-olah bisa menekan gangguan bipolar, tapi itu justru membuat semakin parah ketika tidak dipergunakan lagi. Jadi, pengobatan dengan obat-obatan untuk menstabilisasi itu yang paling sering ditekankan untuk pasien. Yang lainnya sebenarnya tidak ada pantangan khusus, makanan-makanan tertentu yang harus dihindari berkaitan dengan bipolar selain daripada yang saya sebutkan.

Apa suasana mood yang harus dijaga oleh orang yang terkena gangguan bipolar ini agar gangguan tersebut tidak muncul. Apakah stress atau yang lainnya?

Kalau kita bicara stress pastinya dominan terjadi pada kondisi kita. Apalagi misalnya waktu kemarin di Juli 2021 terjadi lonjakan kasus Covid. Itu juga salah satu yang menyebabkan masalah pada beberapa pasien bipolar yang bisa terpicu mengalami gejala depresi kondisinya. Atau misalnya pada keadaan-keadaan seperti pandemi saat ini dimana ketika kita ingin keluar rumah sekarang penuh takut, kita tidak bisa bebas lagi seperti dulu, ini juga menjadi salah satu penyebabnya.

Jadi, kita merasakan seperti terkurung di dalam rumah atau terkurung di dalam suasana sedikit khawatir, itu juga bisa menjadi salah satu pemicu pada pasien bipolar, sehingga diupayakan harus segera beradaptasi. Mereka belajar, selain daripada obat tadi, maka ada psikoterapi. Mereka belajar untuk bagaimana beradaptasi dengan perasaan sendiri.

Jadi, ini yang paling penting, yaitu menyadari perasaannya dan juga bagaimana cara beradaptasi kalau lagi sedih, bagaimana cara mengurangi sedihnya. Ada beberapa pasien yang disarankan untuk melakukan journaling, untuk mencatat seperti diary, agar dia bisa mengenali perasaannya sendiri. “Ternyata kalau saya lagi dalam keadaan begini, perasaan saya seperti ini”. Yang tujuannya untuk mencoba menstabilkan mood, walaupun tetap ada pengobatan yang diberikan.

Apa yang harus kita lakukan jika ada orang terdekat kita yang mengalami gangguan kejiwaan?

Saran saya sebaiknya segera berobat ke dokter jiwa terdekat di kota Anda. Kalau memang jauh, dan adanya Psikolog maka boleh ke Psikolog juga. Kalau tidak ada juga, ke dokter umum juga boleh. Apalagi nanti ke depannya gejala-gejala gangguan kejiwaan seperti depresi ringan dan sedang merupakan tugas dari teman-teman dokter umum di garda terdepan untuk menanganinya secara langsung. Jadi, sebenarnya untuk ke depan, kita berharap teman-teman ataupun keluarga kita yang mengalami masalah kejiwaan bisa ke tempat pelayanan kesehatan terdekat. Itu yang paling utama dan mampu dilakukan suatu perubahan, atau terapi terhadap kondisi tersebut.

Previous
Previous

Next
Next